Dicap Sebagai Gubernur Terbodoh Karena Menolak Stay at Home Saat Covid

Pandemi Covid-19 belumlah usai, hal ini diperkuat oleh adanya edaran dari Kementerian Kesehatan beberapa hari yang lalu bahwa kita harus tetap waspada dengan menggunakan masker karena adanya peningkatan resiko virus Covid-19 varian baru.

Berkaca dari masa-masa pandemi beberapa waktu lalu, ada gubernur di Amerika Serikat yang sampai dicap sebagai gubernur terbodoh karena pernah mengabaikan perintah untuk tetap di rumah (stay at home). Artikel ini akan membahas tentang gubernur tersebut dan semoga kita belajar dari kejadian tersebut.

Gubernur Alamaba Sempat Menolak Stay At Home

Per Januari 2022, Kay Ivey menjabat sebagai Gubernur Alabama, Amerika Serikat. Ia adalah seorang politikus Partai Republik dan mulai menjabat sebagai gubernur pada April 2017 setelah penggantian mantan Gubernur Robert Bentley yang mengundurkan diri. Sebelum menjadi gubernur, Ivey menjabat sebagai Wakil Gubernur Alabama.

Sebelum terjun ke politik tingkat negara bagian, Ivey memiliki pengalaman dalam pelayanan publik dan politik di tingkat lokal. Ia pernah menjabat sebagai Bendahara Kota dari kota native-nya, Camden, Alabama. Selain itu, Ivey pernah menjabat sebagai Bendahara Kota di Montgomery, ibu kota Alabama.

Di Alabama, tepatnya saat masa awal pandemi Covid 19, Kay Ivey pernah mengambil langkah yang mengejutkan dalam menghadapi pandemi yang sedang datang. Dia dianggap tidak bijaksana karena menunda perintah untuk tetap di rumah.

Akibat kebijakan tersebut kondisi yang mengerikan terjadi di Alabama, tidak kurang dari 35 nyawa melayang karena dampak Covid-19 pada tanggal 1 April 2020. IHME atau Institute for Health Metrics and Evaluation di Universitas Washington memperkirakan bahwa akan terjadi lonjakan tajam dalam angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19. Hasil proyeksi yang mereka sebutkan adalah akan terjadi lebih dari 300 kematian di Alabama setiap harinya.

IHME juga menyebutkan bahwa Alabama harus memperhatikan sumber daya kesehatan yang ada di rumah sakit. Saat itu hanya ada 474 tempat tidur yang tersedia di rumah sakit di Alabama, padahal berdasarkan proyeksi yang dilakukan negara bagian tersebut membutuhkan sebanyak 4000 lebih tempat tidur.

Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan karena tidak mungkin 1 tempat tidur menampung untuk 10 pasien. Jika dibiarkan pastinya akan ada kepanikan oleh warga karena tidak mendapatkan perawatan yang semestinya. Hal ini bisa berdampak buruk karena kaitannya adalah dengan nyawa seseorang. Apalagi yang terjadi saat ini adalah Covid-19 yang sangat berbahaya.

Anehnya, pada tanggal 3 April 2020, gubernur Kay Ivey masih menolak untuk memberikan perintah pada penduduk Alabama untuk tinggal di rumah. Gubernur tersebut merasa bahwa kondisi di Alabama tidak seburuk negara bagian lain sehingga tidak perlu untuk melakukan isolasi. Memang saat itu kondisi Alabama masih tidak seberbahaya seperti di negara bagian lain, Lousiana misalnya. Tetapi seharusnya perlu diperhatikan bahwa virus membutuhkan masa inkubasi yang jika kita remehkan maka dampaknya bisa sangat berbahaya.

Bisa saja kondisi sekarang terlihat sedikit, tetapi ketika masa inkubasi virus telah usai, maka fenomena gunung es akan terjadi. Jumlah yang positif akan menjadi sangat banyak dan tidak tertangani dengan baik.

Kebijakan tersebut tentu sangat bertolak belakang pada proyeksi yang dilakukan oleh para ahli. Seharusnya, Alabama tidak meremehkan resiko angka kematian akibat Covid-19 yang sangat tinggi. Perintah stay at home akhirnya diberlakukan keesokan harinya saat pandemi Covid-19 ternyata sudah menyebar lebih luas.

Kebijakan stay at home yang terlambat mengakibatkan keterbatasan sumber daya rumah sakit sesuai yang telah diperkirakan oleh para ahli sebelumnya. Alhasil rumah sakit mengalami kewalahan untuk menangani pasien Covid-19.

Terlambatnya perintah untuk melakukan stay at home tentu menjadi salah satu penyebab mengapa jumlah kematian akibat Covid-19 menjadi tinggi. Jika saat itu perintah stay at home datang lebih cepat, mungkin ada lebih banyak orang yang bisa selamat dari virus tersebut. Oleh karena itu gubernur tersebut dianggap sebagai gubernur terbodoh.

Mengambil kebijakan yang tidak populer adalah hal yang sangat sulit dilakukan oleh pemimpin. Seorang pemimpin harus mengambil keputusan berdasarkan prioritas dan mengesampingkan kenyataan bahwa citra yang dia miliki bisa saja menjadi buruk karena hal itu.

Kesimpulan

Pada kasus ini, jika Gubernur Alabama tidak meremehkan pandemi dan mengambil kebijakan tinggal di rumah dengan lebih cepat, mungkin ada lebih banyak orang yang terhindar dari virus tersebut dan selamat.

Memang jika kita berandai-andai, jika kebijakan stay at home diambil lebih cepat, mungkin juga banyak orang yang tidak setuju karena dapat berdampak pada penghasilan dan bisnis yang mereka miliki.

Di sinilah para pemimpin diuji untuk mengambil kebijakan sesuai dengan proyeksi para ahli dan prioritas yang lebih tinggi. Demikian semoga kita bisa belajar dari kasus terlambatnya kebijakan yang diambil oleh gubernur ini. Semoga bermanfaat.

Leave a Comment