Posted in Investasi
Dewasa ini, reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup banyak direkomendasikan untuk para pemula. Dilihat dari portofolio efeknya, reksadana punya beberapa jenis. Diantaranya yaitu, reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, hingga saham. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak tips memilih reksadana untuk pemula berikut ini!
Di era saat ini, sangatlah mudah untuk kita mengakses beragam informasi dari luar. Untuk itu, sebelum Anda ingin memilih reksadana yang akan Anda pakai, adakalanya penting untuk mencari tahu soal rekam jejak manajer investasi dari reksadanamu. Rekam jejak meliputi strategi pengelolaan reksadana, pembatasan investasi, hingga tim di balik perusahaan manajer investasi.
Tips reksadana yang penting yang perlu untuk Anda ketahui yaitu tentang under management asset atau jumlah dana yang dikelola perusahaan manajer investasi tersebut. Jika suatu manajer investasi memiliki jumlah AUM yang tinggi maka bisa dibilang manager investasi tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di kalangan para investor.
Tips memilih reksadana selanjutnya yaitu dengan melihat data historis sebuah imbal hasil reksadana dalam bulanan hingga satu tahun. Untuk dapat memperkuat acuan reksadana dalam satu tahun, Anda bisa menggunakan beberapa acuannya dengan menggunakan benchmark. Reksadana menggunakan benchmark bisa Anda temukan pada fund fact sheet produk reksadana.
Namun, Anda bisa menggunakan benchmark mandiri dengan beberapa cara. Untuk reksadana pasar uang, yaitu reksadana yang memiliki underlying assetatau aset dasar. Aset dasar ini berupa instrumen pasar uang. Benchmark untuk setiap reksadana berbeda-beda. Comtohnya, pada reksadana saham, benchmark yang digunakan yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sharpe ratio digunakan untuk melihat tingkat resiko dari reksadana. Penting untuk Anda menggunakan shape ratio, terlebih jika memilih instrumen investasi dengan skala volatilitas yang tinggi. Tentunya jika skala volatilitasnya tinggi, maka akan mengharapkan imbal hhasil yang tinggi pula. Namun, perlu diketahui bahwa tidak ada patokan berapa sharpe ratio yang baik.
Sharpe ratio menjadi ukuran atau rasio yang mengukur kinerja dari reksadana yangmana memiliki perbandingan imbal hasil dan risiko. Kinerja reksadana yang bagus bisa dilihat dengan nilai sharpe ratio. Semakin tinggi nilai sharpe ratio, akan semakin baik kinerja reksadana tersebut. Tips memilih reksadana ini sangat penting untuk dilakukan.
Draw down yaitu tingkat kerugian maksimal yang terdapat pada suatu produk reksadana. Bisa juga diartikan dengan tingkat penurunan kinerja dari titik puncaknya ke titik terendah. Jika suatu reksadana memiliki nilai draw down sebesar 30 persen dalam satu tahun, maka bisa diartikan, bahwa reksadana tersebut pernah mengalami penurunan 30 persen.
Pada reksadana jenis campuran maupun saham umumnya memiliki nilai draw down yang tinggi. Berbeda lagi dengan reksadana dengan jenis pasar uang. Pada reksadana pasar uang, umumnya memiliki nilai draw down yang sangat rendah, yaitu berada di angka 0 koma sekian. Tidak sedikit pula yang nilainya berada pada 0,00 persen.
Tips memilih reksadana selanjutnya, jika kamu ingin memakai investasi dengan jangka yang pendek, maka disarankan untuk memilih reksadana dengan volatilitas nilai aktiva bersih (NAB) rendah. Akan tetapi, apabila Anda ingin memilih reksadana untuk jangka waktu yang panjang, maka pemilihannya akan lebih fleksibel. Baik itu yang memiliki volatilitas tinggi maupun rendah.
Itu tadi 5 hal yang perlu Anda perhatikan dan ketahui ketika memilih reksadana. Produk investasi reksadana ini memang sangat cocok digunakan untuk pemula yang belum pernah melakukan investasi sebelumnya. Namun, penting untuk Anda mengulik informasi terlebih dahulu untuk mengenali produk reksadana apa yang akan digunakan untuk investasi kedepannya.